Belum juga kita bisa lupa dengan musibah 15
orang meninggal akibat erupsi Gunung Sinabung, belum juga penduduk di sekitaran
Sinabung pulang dari pengungsian, kini Indonesia kembali mengalami bencana alam
berupa Erupsi gunung berapi. Kamis, 13 Februari 2014 sekitar pukul 22.00 WIB,
giliran Gunung kelud yang menyemburkan lahar panasnya. Tidak lama dari status
siaga dikeluarkan, Gunung ini mengeluarkan amarahnya. Tidak seperti Sinabung
yang membutuhkan tenggang waktu ratusan tahun untuk meletus kembali, Gunung
Kelud hanya membutuhkan puluhan bahkan tidak sampai puluhan tahun untuk kembali
meletus. Hal ini menyebabkan Gunung Kelud menjadi gunung berapi yang paling
berbahaya karena siklus letusannya yang sangat cepat cepat dan tiba-tiba.
Tidak hanya penduduk di daerah Gunung
Kelud dan petugas, tetapi semua maskapai penerbangan di daerah yang
memungkinkan terkena dampak dari letusan Gunung Kelud juga ikut siaga. Dampak
letusan Gunung Kelud terasa sampai di wilayah Jawa Tengah, Jawa Timur,
Yogyakarta, Pulau Madura dan bahkan Bali pun terkena dampak abu vulkanik dan
materi akibat letusan Gunung kelud ini. Akibat abu vulkanik ini, 7 bandara dan
1 landasan udara ditutup. Ketujuh bandara ini adalah Bandara Internasional
Juanda Surabaya, Adi Sumarmo Solo, Adi Sucipto Yogyakarta, Abdulrahman Saleh
Malang, Ahmad Yani Semarang, Husein Sastranegara Bandung, dan Tunggu Wulung
Cilacap. Sedangkan landasan udara yang ditutup adalah Landasan udara Iswahyudi
Madiun. Untung saja pada hari ini (16/02/2014) 5 bandara diantaranya telah
dibuka.
Meskipun letusan Gunung Kelud telah
berhenti? Mengapa beberapa bandara masih ditutup? Apakah dampak letusan gunung
berapi bagi penerbangan?
Menurut salah satu narasumber di acara
berita “Bincang Pagi” hari ini, Indonesia sempat menjadi pusat perhatian akibat
meletusnya Gunung Galunggung pada tahun 1982 yang hampir menyebabkan sebuah
pesawat British Airways hampir jatuh karena 3 mesin pesawat ini mati. Untungnya
pesawat dan semua awak pesawatnya bisa selamat karena melakukan pendaratan
darurat. Matinya mesin pesawat disebabkan karena abu vulkanik dan material
erupsi lainnya yang masuk ke baling-baling pesawat. Partikel-partikel dari abu
vulkanik ini sangat berbahaya karena partikel dapat masuk kedalam angine dan bisa
merusak engine. Partikel ini juga dapat merusak semua peralatan yang ada di co
pilot, sehingga semua penunjuk arah dan hubungan komunikasi terputus. Hal ini
tentu berbahaya bagi sebuah pesawat jika tidak ada panduan dan informasi dari
pusat informasi bandara. Sebuah pesawat dapat memasuki daerah yang penuh dengan
abu vulkanik diakibatkan karena radar pesawat tidak bisa mendeteksi adanya
partikel padat yang ada di dekat pesawat. Pesawat hanya mampu mendeteksi adanya
partikel uap. Hal inilah yang menyebabkan mengapa maskapai penerbangan ditutup
selama fase letusan Gunung Kelud.
Banyak anggapan muncul dengan terjadinya
erupsi Gunung Kelud ini. Yang paling santer adalah bahwa letusan gunung ini
adalah azab atau peringatan dari Tuhan makanya kita sebagai warga harus intropeksi
diri. Saya yakin demi apapun, untuk sekarang ini, hal tersebut tidak ada
dipikiran para korban. Mungkin mereka akan memikirnya, tetapi nanti saat
semuanya sudah lebih tenang dan membaik. Untuk sekarang, bahkan intropeksi diri
tidak akan membantu para korban dari rasa kedinginan karena kurangnya bantuan
selimut. Yang lebih dipikirkan korban adalah apakah hari ini mereka dapat makan
dan minum air bersih. Gimana mau intropeksi diri?? Ini alam loohh??? Inilah
Indonesia dengan segala budayanya, dengan segala Alam cincin apinya. Jika semua
percaya dibalik bencana ada berkah, mari kita sama-sama berdoa untuk menyambut
berkah yang akan datang. Semoga semua korban mendapatkan berkah, bantuan dan
hidup yang lebih layak kedepannya. Salam Love and Dream in Once.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar