Sabtu, 15 Februari 2014

Bahaya Abu Vulkanik bagi Penerbangan



Belum juga kita bisa lupa dengan musibah 15 orang meninggal akibat erupsi Gunung Sinabung, belum juga penduduk di sekitaran Sinabung pulang dari pengungsian, kini Indonesia kembali mengalami bencana alam berupa Erupsi gunung berapi. Kamis, 13 Februari 2014 sekitar pukul 22.00 WIB, giliran Gunung kelud yang menyemburkan lahar panasnya. Tidak lama dari status siaga dikeluarkan, Gunung ini mengeluarkan amarahnya. Tidak seperti Sinabung yang membutuhkan tenggang waktu ratusan tahun untuk meletus kembali, Gunung Kelud hanya membutuhkan puluhan bahkan tidak sampai puluhan tahun untuk kembali meletus. Hal ini menyebabkan Gunung Kelud menjadi gunung berapi yang paling berbahaya karena siklus letusannya yang sangat cepat cepat dan tiba-tiba.


Tidak hanya penduduk di daerah Gunung Kelud dan petugas, tetapi semua maskapai penerbangan di daerah yang memungkinkan terkena dampak dari letusan Gunung Kelud juga ikut siaga. Dampak letusan Gunung Kelud terasa sampai di wilayah Jawa Tengah, Jawa Timur, Yogyakarta, Pulau Madura dan bahkan Bali pun terkena dampak abu vulkanik dan materi akibat letusan Gunung kelud ini. Akibat abu vulkanik ini, 7 bandara dan 1 landasan udara ditutup. Ketujuh bandara ini adalah Bandara Internasional Juanda Surabaya, Adi Sumarmo Solo, Adi Sucipto Yogyakarta, Abdulrahman Saleh Malang, Ahmad Yani Semarang, Husein Sastranegara Bandung, dan Tunggu Wulung Cilacap. Sedangkan landasan udara yang ditutup adalah Landasan udara Iswahyudi Madiun. Untung saja pada hari ini (16/02/2014) 5 bandara diantaranya telah dibuka.
Meskipun letusan Gunung Kelud telah berhenti? Mengapa beberapa bandara masih ditutup? Apakah dampak letusan gunung berapi bagi penerbangan?

Menurut salah satu narasumber di acara berita “Bincang Pagi” hari ini, Indonesia sempat menjadi pusat perhatian akibat meletusnya Gunung Galunggung pada tahun 1982 yang hampir menyebabkan sebuah pesawat British Airways hampir jatuh karena 3 mesin pesawat ini mati. Untungnya pesawat dan semua awak pesawatnya bisa selamat karena melakukan pendaratan darurat. Matinya mesin pesawat disebabkan karena abu vulkanik dan material erupsi lainnya yang masuk ke baling-baling pesawat. Partikel-partikel dari abu vulkanik ini sangat berbahaya karena partikel dapat masuk kedalam angine dan bisa merusak engine. Partikel ini juga dapat merusak semua peralatan yang ada di co pilot, sehingga semua penunjuk arah dan hubungan komunikasi terputus. Hal ini tentu berbahaya bagi sebuah pesawat jika tidak ada panduan dan informasi dari pusat informasi bandara. Sebuah pesawat dapat memasuki daerah yang penuh dengan abu vulkanik diakibatkan karena radar pesawat tidak bisa mendeteksi adanya partikel padat yang ada di dekat pesawat. Pesawat hanya mampu mendeteksi adanya partikel uap. Hal inilah yang menyebabkan mengapa maskapai penerbangan ditutup selama fase letusan Gunung Kelud.
Banyak anggapan muncul dengan terjadinya erupsi Gunung Kelud ini. Yang paling santer adalah bahwa letusan gunung ini adalah azab atau peringatan dari Tuhan makanya kita sebagai warga harus intropeksi diri. Saya yakin demi apapun, untuk sekarang ini, hal tersebut tidak ada dipikiran para korban. Mungkin mereka akan memikirnya, tetapi nanti saat semuanya sudah lebih tenang dan membaik. Untuk sekarang, bahkan intropeksi diri tidak akan membantu para korban dari rasa kedinginan karena kurangnya bantuan selimut. Yang lebih dipikirkan korban adalah apakah hari ini mereka dapat makan dan minum air bersih. Gimana mau intropeksi diri?? Ini alam loohh??? Inilah Indonesia dengan segala budayanya, dengan segala Alam cincin apinya. Jika semua percaya dibalik bencana ada berkah, mari kita sama-sama berdoa untuk menyambut berkah yang akan datang. Semoga semua korban mendapatkan berkah, bantuan dan hidup yang lebih layak kedepannya. Salam Love and Dream in Once.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar